-->

Jumat

Bulan pun akan terbelah menjadi dua

Suatu hari Rosulullah saw diminta oleh orang kafir Makkah agar mempertunjukkan bukti nyata, bahwa agama yang dibawa oleh beliau murni dari Allah swt, bukan dari produk rekayasa beliau.

Segera setelah mereka menuntut bukti bahwa beliau benar-benar diutus oleh Allah, tiba-tiba bulan terbelah menjadi dua, lalu beliau bersabda, "Saksikan bukti kebenaran itu". Orang-orang kafir makkah saling bertatap pandang, kepala mereka tergeleng-geleng kagum terhadap kehebatan beliau. Demikian hati kecil mereka. Tetapi karena mereka bermuka dua, mereka segera mengelak.

"Barangkali ada baiknya kalau kita menangguhkan pernyataan bahwa engkau sebagai utusan Allah, sebab kami masih menanti kedatangan kafilah dari Syam.
Apakah bulan terbelah ini hanya sekedar pandangan yang engkau silaukan atau engkau gunakan ilmu sihir dan sebagainya", pinta mereka.
Setelah kafilah niaga dari Syam menginjak tanah suci Makkah, mereka adakan pertemuan dan bertanya, "Apakah tuan-tuan menyaksikan bulan yang terbelah dua?"
"Ya", jawab mereka tegas.
Kenyataan ini masih tidak sanggup meluluhkan hati masyarakat Makkah, bahkan mereka berkata dengan lantang.
"Kita telah terpedaya oleh permainan sihir Muhammad!" Tentang sikap mereka, Allah berfirman dalam Al Quran surat Al Qamar:
"Dan jika mereka (orang - orang musyrik) melihat suatu tanda (mukjizat) mereka berpaling dan berkata, "Ini adalah sihir yang terus menerus."
Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya..

Begitulah gambaran hati yang tidak disinari pelita hidayah.

Selasa

Menjelang Kelahiran Rosulullah saw

Di Yaman terdapat seorang raja yang berkuasa, terkenal dengan nama Abrahah. Ia mendirikan mendirikan tempat peribadatan yang amat besar dan megah.

Pada suatu hari sang raja duduk di serambi istananya. Ia sedang merancang teknik penghancuran ka'bah.

Hatinya belum puas bila Makkah dianggap suci sedangkan di Yaman tidak. Oleh karena itu dia berangkat bersama prajurit-prajuritnya dengan menunggang gajah. Kala itu pasukan gajah merupakan pasukan yang paling tangguh dan tak tertandingi.

Singkat cerita sesampai di Wadi Muhassir, suatu dataran rendah dekat Mina, gajah Abrahah berhenti dengan mengherankan, tidak mampu melanjutkan perjalanan. Akhirnya bala tentara berhenti ditempat itu. Seluruh pembantunya berupaya agar gajahnya mau meneruskan perjalanan, namun ia masih tetap tergeletak di tanah. Beberapa cambukan telah melecut ke tubuhnya, namun gajah sebagaimana semula, tetap membangkang. Abrahah termangu merenunginya, lantas gajahnya diputar balik, ternyata dapat berjalanan dengan baik. Bila diarahkan ke Makkah, gajah itu menggeletak lagi. Abrahah menjadi bingung. "Pasti ada sesuatu yang tidak beres dibalik kejadian ini". Namun dia masih kurang menyadari bahwa tindakannya ini perlu ditinjau kembali.

Nafsu angkara menggeram, congkaknya mengelabuhi pikirannya. Dengan berang sekali, dia bertekad harus mampu meluluh lantakan rumah Allah.

Setelah itu dia terperanjat oleh datangnya awan hitam yang menutupi cakrawala. Ada burung-burung beterbangan di angkasa raya. Semakin lama burung - burung itu bertambah banyak. Awan pun bertambah kelam. Tiba - tiba banyak gajah yang jatuh menggelepar di atas tanah. Deretan tentara bergeletak mampus.

Hujan batu masih turun lebat, setiap batu mengenai sasarannya yang dituju, laksana ada yang mengendalikannya. Tak seorangpun mampu menghindar dari serangan yang bertubi tubi. Seluruh gajah dan pasukannya mati terkapar. Tak terkecuali Abrahah pun mati dalam peristiwa ajaib itu.

Peristiwa ini diabadikan dalam firman Allah ( Al Qur'an Surat Al-Fiil : 1-5).

15 Destinasi Tempat Wisata

Paket Tour Wisata Jogja

Paket Tour Wisata Jogja Harga Termurah, Asyik dan Menyenangkan

Klik WhatsApp

Diskon Hari 10%

Bus Medium Jogja

Sewa Bus Medium 30 Seat, AC Dingin, Karaoke, Driver Profesional

Klik WhatsApp