-->

Jumat

Pemulihan setelah melahirkan Artikel Kehamilan

Mengembalikan kondisi fisik ke keadaan sebelum hamil memerlukan kiat tersendiri, dan tidak mudah untuk dibuat saran praktis yang bisa diterapkan secara sama kepada semua orang.

Berikut beberapa saran singkat dan padat yang bisa membantu mengembalikan kondisi fisik anda :

1. Banyak minum air putih.
Sampai kapanpun manusia sangat membutuhkan air, dan ibu yang baru melahirkan membutuhkan lebih banyak air karena dia sedang menyusui bayinya. Lebih banyak air minum dapat menyebabkan lebih banyak air susu. Apalagi kalau ibu harus melakukan aktifitas kerja atau latihan fisik, sehinga keringat banyak keluar dan untuk menggantinya.


2. Banyak Berjalan
Buat ibu yang melahirkan dengan operasi caesar, berjalan kaki dapat mempercepat pemulihan luka potongan di bagian luar maupun dalam perutnya. Bila ibu melahirkan secara alamiah (lewat vagina), berjalan-jalan juga penting untuk mengembalikan otot-otot di sekitar selangkangan dan kaki.


3. Jangan Memaksakan diri
Ibu baru saja melahirkan, Ibu bukan lagi gadis perawan. Ketika melakukan aktivitas fisik ibu  akan mengalami bahwa ibu tidak sekuat dan selincah dulu lagi. Jangan paksakan diri. Kalau memang ada rasa nyeri atau ketidaknyamanan fisik lainnya,  segeralah berhenti. Ambil  nafas sebentar dan ulangi lagi setelah ibu yakin tubuh sudah kembali pulih.


4. Merencanakan Latihan
Perencanaan latihan didasarkan perhatian pada berbagai kepentingan yang mungkin saling bertentangan -- kebutuhan diri, suami dan bayi.


5. Makanan Yang Benar
Menu makanan menentukan tingkat kesehatan. Menu makanan menjadi sangat penting ketika ibu sedang hamil dan setelahnya yaitu saat menyusui. Untuk bisa berhasil, latihan fisik pun membutuhkan makanan yang memadai.


6. Pelan Tapi Pasti
Seperti pada poin 3, Ibu jangan memaksakan diri untuk membuat perubahan yang mendadak. Ingat, kehamilan memakan waktu yang lama (9 bulan). Pemulihan kondisi tubuh pun minimal memerlukan waktu sebanyak itu. Kendati pelan, terus saja lakukan agar ibu memetik kasilnya.

7. Ikuti kelas olahraga bagi ibu yang baru melahirkan.
Biasanya tempat kebugaran untuk ibu hamil juga dilengkapi dengan latihan pasca kelahiran itu.


8. Jangan Tinggalkan Bayi
Saat melakukan latihan fisik, sangat mungkin untuk tetap dekat dengan bayi ibu, misalnya ibu jalan keliling kampung, Ibu bisa saja membuat gendongan khusus untuk bayi atau menggunakan ransel atau kereta bayi sehingga sikecil bisa ikut tanpa membuat ibu kelelahan dan kerepotan. Latihan dirumahpun bisa dilakukan tanpa harus kehilangan perhatian pada bayi.


9. Konsultasi dokter/bidan.
Konsultasi dengan dokter atau bidan bisa dilakukan sejak awal, pada saat pertengahan atau pun diakhir suatu program latihan fisik. Dokter atau bidan bisa memastikan seberapa besar kekuatan ibu dan bagaimana caranya agar hasilnya optimal.

Rabu

Keajaiban Angka 19 dalam Struktur Al Qur'an

Referensi Buku

Masihkah diperlukan sebuah pembuktian ilmiah atas wahyu Tuhan yang di kalamkan kepada manusia? Apakah upaya tersebut dapat meyakinkan orang-orang yang meragukan dan bahkan mengingkarinya? Atau justru upaya tersebut menjadi blunder, mengingat rasionalitas manusia yang menghasilkan penemuan-penemuan ilmiah selalu berevolusi.

Pada prinsipnya agama, sebagai sistem yang dirancang oleh Allah, tidak mungkin bertentangan dengan hukum-hukum alam universal yang dicanangkan oleh Tuhan yang sama. Akan tetapi, kaum fundamentalistik fanatik, yang menganggap dirinya juru bicara Tuhan, dan ilmuwan ateistik ortodoks, berusaha sekeras-kerasnya untuk membuktikan dua hal tersebut secara kontradiktif.

Kondisi ini memunculkan keprihatinan pada diri Caner Taslaman. Keserasian agama dengan hukum-hukum Alam (sains) hendak dibuktikan oleh doktor kajian Filsafat dan Agama Universitas Marmara Turki tersebut dalam buku berjudul lengkapMiracle of The Quran: Keajaiban al-Qur’an Mengungkap Penemuan-penemuan Ilmiah Modern ini, dengan membedah kandungan al-Qur’an sebagai medium pembuktiannya.

Kehadiran buku setebal empat ratus delapan puluh dua halaman ini, seakan hendak “menantang” dua kutub ekstrimitas di atas. Dengan menggunakan ayat yang sama dibaca kaum fundamentalistik fanatik agama dipadukan dengan temuan-temuan atas kerja ilmiah yang lazim digunakan oleh seluruh kalangan saintifik, melahirkan sebuah konklusi mudah ditebak, bahwa sejatinya antara agama dan sains seiring sejalan.

Salah satu bukti yang disuguhkan oleh Taslaman adalah dalam Q.S. al-Rum; 3, yang meramalkan kekalahan Romawi di bagian terendah di muka Bumi. Ungkapan ayat adna al-ardh selama ini bisa diterjemahkan kalangan ulama konvensional sebagai “daerah yang dekat”, padahal menurut Taslaman terjemahan tersebut tidak mengungkapkan inti makna ayat, yang lebih tepat bermakna “bagian terendah di Bumi”.

Terbukti, sejarah mencatat bahwa peristiwa tersebut terjadi di Laut Mati, sebuah daerah yang diperkirakan berada empat ratus meter di bawah permukaan laut, sekaligus menjadikannya sebagai titik terendah di muka bumi, yang validitasnya baru terbukti beberapa millenium kemudian dengan ditemukannya teknik-teknik pengukuran permukaan Bumi yang canggih (hlm. 275).

Dengan demikian, upaya Taslaman untuk membuktikan mu’jizat al-Qur’an dapat tercapai, dengan pernyataan al-Quran empat belas abad yang lalu bukan sekedar meramalkan peristiwa yang akan terjadi di masa datang, namun juga secara terperinci dan jitu menunjukkan kondisi geologis peristiwa tersebut terjadi. Inilah bukti kebenaran al-Qur’an di mata sains, yang baru belakangan mampu memahaminya.

Ketertinggalan sains atas al-Qur’an merupakan hal yang lumrah, mengingat pengetahuan al-Qur’an disajikan dengan bentuk yang berbeda dari buku-buku pada umumnya, yang berbasiskan metode ilmiah. Al-Qur’an mengikuti garis lurus dalam menyampaikan informasi, sementara pengetahuan yang disampaikan buku-buku sains kepada kita diperoleh setelah akumulasi data yang sangat lama.

Selain itu, informasi yang terkandung dalam al-Qur’an pada dasarnya turun dalam bentuk konklusif terkadang misterius, dan tugas manusia menemukan formulasi yang tepat untuk memahaminya. Berbeda dengan sains, yang harus melalui proses empirik mapun penelitian hingga ditemukan sebuah kesimpulan.

Misteri Angka 19

Selain mengupas tujuh puluh tema al-Qur’an yang dihubungkan dengan penemuan sains terkini, Taslaman juga menyuguhkan lima puluh keajaiban matematis al-Qur’an dalam konkordansi leksikal. Namun yang membuat buku ini istimewa adalah sajian bagi pembacanya dengan menyuguhkan jamuan berupa struktur ajaib dalam al-Qur’an yang dihasilkan angka sembilan belas.

Mengapa sembilan belas ? karena angka ini merupakan bilangan prima yang memiliki sifat menarik. Dalam al-Qur’an, terdapat angka selain sembilan belas, tetapi kebanyakan digunakan selain kata sifat. Namun dalam surat al-Mudatstsir, angka sembilan belas ditekankan dengan pernyataan ayat, Di atasnya ada 19 dan ayat yang ke-31 yang menjelaskan fungsi serta tujuan bilangan 19.

Ayat 31 dalam surat al-Muddatstsir ini sedemikian istimewa bukan hanya karena panjangnya yang di atas rata-rata ayat lain, namun dalam ayat inilah keajaiban 19 dapat dibuktikan. Misalnya, ayat ini terdiri dari 57 kata (19×3), sementara ayat sebelumnya terdiri dari 3 kata. Jika dikalikan 3 kata dengan angka 19 yang terdapat dalam ayat 30, maka hasilnya adalah 57, jumlah kata yang terdapat dalam ayat 31!

Menurut Taslaman, hal inilah yang menjadi bukti paling kuat atas mu’jizat al-Qur’an yang tidak dapat ditiru oleh siapapun. Lalu mengapa harus matematika? Seraya mengutip ucapan Galileo, Ia menyatakan bahwa matematika adalah bahasa yang digunakan Tuhan untuk menuliskan jagat raya. Taslaman berasumsi hal ini untuk memelihara bukti kebenaran al-Qur’an itu sendiri. (halaman. 372)

Sebagai Mu’jizat kenabian Muhammad, saw. Keajaiban yang terkandung dalam al-Qur’an, ditujukan untuk semua generasi umat manusia mengingat posisi Muhammad sendiri sebagai nabi akhir zaman. Ia menyapa pada berbagai etnis, budaya, tradisi, dan lingkup sosial serta harus menjadi problem solver bagi aras global. Sayangnya, Taslaman lebih tertarik untuk mendedah mu’jizat al-Qur’an dari sisi sains sehingga wilayah sosial tidak tergarap. Dengan kata lain, (berdasarkan disiplin keilmuannya) ia lebih tertarik untuk menunjukkan keajaiban al-Qur’an kepada yang meragukannya dibanding mengupas tawaran-tawaran solutif al-Qur’an atas problematika kekinian.

Selain itu, menyajikan buku dengan merengkuh sebanyak mungkin tema membuat bahasan kurang mendalam, ditambah dengan absennya rujukan berupa catatan kaki membuat pembaca kesulitan melacak referensi yang digunakan penulis, meskipun terdapat daftar pustaka di bagian akhir buku, toh tetap saja sulit membedakan mana orisinalitas pemikiran Taslaman dan hasil kutipan.

Meski demikian hal tersebut tidak mengurangi substansi buku ini, yang  mengajak kita untuk mempelajari ayat-ayat Allah, sebuah perjalanan yang akan membawa pembacanya menjelajah mulai dari dasar lautan hingga ketinggian angkasa, dari penciptaan alam semesta hingga penemuan termutakhir tentang pilar-pilar langit, dari embrio hingga kehidupan lebah, dan dari pertanyaan filsafat paling mendasar hingga persoalan fisika paling rumit.



Referensi BukuJudul Buku: Miracle of The Qur’an

Penulis: Caner Taslaman

Penerjemah: Ary Nilandari

Penerbit: Mizan

Cetakan: Pertama, November 2010

Tebal: 482 Halaman

Sains Membuktikan Kebenaran Al Qur'an

Sobat,
Marilah mengingat kembali akan bukti kebenaran Al Qur'an

Rasulullah SAW bersabda:"Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: "karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran".
Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilanya sahih berdasarkan syarat Muslim (1/568), dandisetujui oleh Adz Dzahabi. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (21872) dan AdDarimi dalam Sunannya (3257)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang ada tanda-tanda bagi orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri atau duduk atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka'' (Ali 'Imran: 190-191).

Rasullullah berkata: "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikir dan merenungkan kandungan artinya"


"Maka mengapakah mereka tidak mau mentadabburi al-Qur'an? Apakah karena hati mereka terkunci mati?" (QS 47:24)

"Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.".(Al-Israa':82)

"Dan apabila dibacakan Al quran, maka dengarkanlah baik-baik,
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat
".(QS. 7:204)

Dari Umar bin al Khatthab ra, (Riwayat Muslim). bahwa Nabi Muhammad saw.bersabda

"Sesungguhnya Allah mengangkat (martabat) sebagianorang dan merendahkan sebagian lainnya dengan sebab Al Qur'an."

Bukhari meriwayatkan dalam kitab sahihnya dari Utsman r.a. bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya".

Seorang guru besar/ahli bedah kenamaan Prancis,Prof.Dr.Maurice Bucaille, masuk islam secara diam-diam. Sebelumnya, ia membaca dalam Al-Quran, bahwa Fir'aun itu mati karena tenggelam di laut(dengan shock yang berat) dan jasadnya oleh Allah di selamatkan(Yunus:92). Dicarinya mumi Fir'aun itu;dan setelah ketemu, dilakukannya bedah mayat. Hasilnya membuat terheran-heran, karena sel-sel syaraf Fir'aun menunjukkan bahwa kematiannya benar akibat tenggelam di laut dengan shock yang hebat. Menemukan bukti ini, ia yakin kalau Al-Qur'an itu wahyu Allah. Prof.Dr.Maurice Bucaille mengatakan bahwa semua ayat-ayat Al-Qur'an masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Ia pun lantas masuk islam.

Lain lagi halnya yang dialami oleh Jacques Yves Costeau. Ia adalah seorang ahli kelautan(oceanografer) dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Mr.Costeau sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia, dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam bawah laut untuk ditonton jutaan pemirsa di seluruh dunia melalui acara "Discovery".
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, ia menemukan fenomena yang sangat ganjil, yaitu adanya air tawar di tengah lautan yang tidak bercampur dengan air laut seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. Apa yang disaksikannya ini benar-benar kejutan besar selama kariernya yang panjang di kelautan. Bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi ?

Pertanyaan ini menghantui hidupnya, sampai akhirnya ia bertemu seorang profesor yang kebetulan Muslim. Profesor yang Muslim ini menyampaikan kepadanya bahwa fenomena ganjil tersebut sebenarnya sudah diinformasikan oleh Al-Qur'an empat belas abad yang lalu, yaitu pada surat Al-Furqan ayat 53 ; "Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi" serta pada surat Ar-Rahman ayat 19-20. Mendengar hal ini Mr.Costeau terkejut, bagaimana mungkin Muhammad yang hidup di abad ketujuh, yaitu di suatu zaman dimana pasti belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh di kedalaman samudera , mengetahui akan hal ini, ia pun akhirnya berkesimpulan, bahwa Al-Qur'an mustahil buatan Muhammad, pastilah Al-Qur'an itu buatan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi ini ! Dan akhirnya ia pun memutuskan menjadi seorang Muslim.

Ir.RHA.Syahirul Alim Msc dalam bukunya "Menuju Persaksian", menjelaskan tentang beberapa penemuan ilmu pengetahuan yang menakjubkan, yang sebenarnya telah disiratkan dalam Al-Qur'an; yaitu antara lain :

KEADAAN BAGIAN DALAM BUMI.
Bumi yang kita tempati ini, adalah suatu planet yang kurang lebih berbentuk bola raksasa. Bagian luar dari bola bumi yang berupa tanah dan batuan mempunyai rapat kira-kira 3 gram/cc. Makin jauh ke dalam bumi ternyata makin besar rapaynya dan makin tinggi pula temperaturnya. Pada kira-kira 50 km dari permukaan bumi maka temperaturnya mencapai kira-kira 1500 derajat Celcius, dan rapatnya kira-kira 3,5 gram/cc. Pada jarak kira-kira 3000 km ke dalam bumi rapatnya akan mencapai nilai 9,7 gram/cc dan suhunya kira-kira 5000 derajat Celcius. Bagian ini disebut teras bumi. Di pusat bumi rapatnya akan naik lagi sehingga mencapai kira-kira 13 gram/cc dan suhunya ditaksir kira-kira 7000 derajat Celcius. Bagaimana halnya jika pada suatu ketika bumi berkesempatan memuntahkan isinya yang berat dan panas itu ?
Ia akan mengejutkan seluruh umat manusia, dan akan mengakibatkan kehancuran serta kemusnahan semua kehidupan di muka bumi. Dan ini berarti hari akhir bagi semua umat manusia. Allah memberitahukan peristiwa yang akan terjadi pada hari kiamat itu;
"Jika bumi di goncangkan dengan sehebat-hebatnya dan bumi mengeluarkan isi-isinya yang berat"
Al-Zalzalah(99):1-2
"Dan jika bumi diulurkan (dikembangkan) dan bumi memuntahkan isi-isinya dan kosonglah ia"
Al-Insyiqaaq(84):3-4
Firman-firman di atas sesuai sekali dengan apa yang telah di ketahui oleh manusia sekarang ini tentang isi (bagian dalam) bumi, seperti diterangkan di atas.

PASANG-PASANGAN DALAM BUMI.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal adanya pasang-pasangan. Jantan dan betina, siang dan malam, dan lain-lain.
Pasang-pasangan seperti itu bersifat saling melengkapi dan mengakibatkan timbulnya keharmonisan dalam alam ini. Dalam menyelidikan manusia tentang zarah elementer yang merupakan batu penyusun dari benda-benda, ternyata juga dijumpai adanya pasang-pasangan. Menurut fisika atom atau fisika inti, telah diketemukan pasang-pasangan yang sangat menggemparkan para ahli, seperti elektron dan positron, proton dan anti proton, neutron dan anti neutron dan berbagai-bagai zarah dan anti zarah lainnya. Dengan demikian terbukalah kemungkinan adanya anti materi di samping materi yang biasa, atau adanya anti atom disamping atom-atom yang biasa.
Kesemuanya itu menguatkan (membenarkan) apa yang telah difirmankan dalam Al-Qur'an;
Maha suci Tuhan yang telah menjadikan semua pasang-pasangan dari yang ditumbuhkan bumi, dan dari diri mereka sendiri serta dari hal-hal yang tidak mereka ketahui. Yaasiin (36):36
Lebih tegas lagi Allah berfirman:
Dan dari segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, mudah-mudahan kamu ingat. Adz-Dzaariyaat(51):49.

WAKTU ADALAH RELATIF.
Pada tahun 1905 seorang sarjana fisika, Albert Einstein, telah mengejutkan sarjana-sarjana fisika lainnya di seluruh dunia dengan sebuah teori relativitas. Teori ini merupakan pemecahan terhadap berbagai-bagai persoalan penting yang dihadapi ahli fisika dalam abad 20 ini. Dengan teori ini orang mengetahui tentang kesetaraan massa dan tenaga, yang merupakan dasar dalam perhitungan tenaga nuklir; dan juga orang mengetahui bahwa besarnya massa, ukuran panjang, dan waktu adalah relatif, tergantung pada kecepatan sistemnya. Pengaruh kecepatan ini akan sangat terasa sekali bila sangat tinggi mendekati kecepatan cahaya. Menurut teori relativitas, kecepatan cahaya dalam hampa (300.000 km per detik) adalah kecepatan maksimum yang tak dapat dilampaui oleh materi. Massa suatu benda akan bertambah besar bila kecepatan makin tinggi, sedangkan ukuran panjangnya akan menyusut, dan waktu akan bertambah lambat.
Jadi, satu jam bagi sistem yang bergerak sangat cepat terhadap kita, mungkin sama dengan satu hari, atau satu bulan, atau pun satu tahun menurut ukuran kita. Relativitas seperti itu sesuai dan dapat dipahamkan dengan firman Allah sebagai berikut ;
Tuhan menyelenggarakan urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik kepada Nya dalam sehari yang ukurannya seribu tahun menurut perhitunganmu. As-Sajdah (32);5 Dan,
Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. Al-Hajj(22);47.


Prof.Dr.M.Quraish Shihab dalam bukunya "Mukjizat Al-Qur'an" memaparkan antara lain hal-hal sebagai berikut :


GUNUNG BERJALAN.

Dalam Al-Qur'an surat An-Naml ayat 88 Allah berfirman :
Kamu lihat gunung-gunung, kamu sangka ia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan. Begitulah perbuatan Allah, yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dari hasil rekaman satelit diperoleh bukti bahwa Jazirah Arab beserta gunung-gunungnya bergerak mendekati Iran beberapa sentimeter setiap tahunnya(!). Sebelumnya sekitar lima juta tahun yang lalu, Jazirah Arab bergerak memisahkan diri dari Afrika dan membentuk Laut Merah. Sekitar daerah Somalia sepanjang pantai timur ke selatan saat ini berada proses pemisahan yang lamban dan telah membentuk "Lembah Belah" yang membujur ke selatan melalui deretan danau Afrika.

Minggu

Do'a Uways Al Qorni

Rabi’ bin Khutsaim berkata, "Aku pergi ke tempat Uwais al-Qarni, aku mendapati beliau sedang duduk setelah selesai menunaikan shalat Shubuh."

Aku berkata (pada diriku -pent), "Aku tidak akan mengganggunya dari bertasbih. Setelah masuk waktu Zhuhur, beliau mengerjakan shalat Zhuhur. Dan begitu masuk waktu Ashar beliau shalat Ashar. Selesai shalat Ashar beliau duduk sambil berdzikir hingga tiba waktu Maghrib. Setelah shalat Maghrib beliau menunggu waktu Isya’, kemudian shalat Isya’.

Selesai shalat Isya’ beliau mengerjakan shalat hingga menjelang Shubuh. Setelah shalat Shubuh beliau duduk dan tanpa sengaja tertidur. Tiba-tiba saja beliau terbangun. Ketika itu aku mendengar dia berkata, Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari mata yang senang tidur, dan perut yang tidak merasa kenyang."

Kamis

Rosulullah Saw Menangis Saat Membaca dan Mendengarkan Al Qur'an

Ketika Nabi akhir zaman Muhammad Rosulullah saw mengerjakan sholat, maka terdengar suara rintihan tangis beliau seperti suara air yang sedang mendidih di dalam periuk.
( diriwayatkan oleh Abu Dawud (94) dan Nasa'i (1214).

Diriwayatkan pula oleh Abdullah bin Mas'ud ra bahwa ia berkata " Nabi saw pernah berkata kepadaku, " Bacakan ayat - ayat Al Qur'an kapadaku".

Aku menjawab, " Bagaimana aku membacakannya kepada baginda, sedang kepada bagindalah Al-Qur'n itu dirurunkan."

Beliau menjawab, " Sesungguhnya aku ingin mendengar bacaannya dari orang lain."

Akhirnya aku bacakan kepada beliau bagian dari surat An-Nisa' (wanita), sehingga ketika kepada firman Allah SWT :

" Maka bagaimanakah ( halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rosul/utusan Allah) dari tiap - tiap umat dan mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).
An-Nisa' : 41

Rabu

Tiga Ciri Orang Ikhlash


Jika ada kader dakwah merasakan kekeringan ruhiyah, kegersangan ukhuwah, kekerasan hati, hasad, perselisihan, friksi, dan perbedaan pendapat yang mengarah ke permusuhan, berarti ada masalah besar dalam tubuh mereka. Dan itu tidak boleh dibiarkan. Butuh solusi tepat dan segera.

Jika merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah, kita akan menemukan pangkal masalahnya, yaitu hati yang rusak karena kecenderungan pada syahwat. “Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (Al-Hajj: 46). Rasulullah saw. bersabda, “Ingatlah bahwa dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik maka seluruh tubuhnya baik; dan jika buruk maka seluruhnya buruk. Ingatlah bahwa segumpul daging itu adalah hati.” (Muttafaqun ‘alaihi). Imam Al-Ghazali pernah ditanya, “Apa mungkin para ulama (para dai) saling berselisih?” Ia menjawab,” Mereka akan berselisih jika masuk pada kepentingan dunia.”
Karena itu, pengobatan hati harus lebih diprioritaskan dari pengobatan fisik. Hati adalah pangkal segala kebaikan dan keburukan. Dan obat hati yang paling mujarab hanya ada dalam satu kata ini: ikhlas.

Kedudukan Ikhlas
Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162). Surat Al-Bayyinah ayat 5 menyatakan, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” Rasulullah saw. bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama; cukup bagimu amal yang sedikit.”

Tatkala Jibril bertanya tentang ihsan, Rasul saw. berkata, “Engkau beribadah kepada Allah seolah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatmu.” Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”

Fudhail bin Iyadh memahami kata ihsan dalam firman Allah surat Al-Mulk ayat 2 yang berbunyi, “Liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amala, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya” dengan makna akhlasahu (yang paling ikhlas) dan ashwabahu (yang paling benar). Katanya, “Sesungguhnya jika amal dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar, maka tidak diterima. Dan jika amal itu benar tetapi tidak ikhlas, juga tidak diterima. Sehingga, amal itu harus ikhlas dan benar. Ikhlas jika dilakukan karena Allah Azza wa Jalla dan benar jika dilakukan sesuai sunnah.” Pendapat Fudhail ini disandarkan pada firman Allah swt. di surat Al-Kahfi ayat 110.

Imam Syafi’i pernah memberi nasihat kepada seorang temannya, “Wahai Abu Musa, jika engkau berijtihad dengan sebenar-benar kesungguhan untuk membuat seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu dan niatmu karena Allah Azza wa Jalla.”
Karena itu tak heran jika Ibnul Qoyyim memberi perumpamaan seperti ini, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak bermanfaat.” Dalam kesempatan lain beliau berkata, “Jika ilmu bermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela para pendeta ahli Kitab. Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah mencela orang-orang munafik.”

Makna Ikhlas
Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal.
Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak.

Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras (nampi beras) dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil. Demikianlah keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya akan menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah menyerah dan selalu kecewa.

Karena itu, bagi seorang dai makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, sebutan, kemajuan atau kemunduran. Dengan demikian si dai menjadi tentara fikrah dan akidah, bukan tentara dunia dan kepentingan. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku.” Dai yang berkarakter seperti itulah yang punya semboyan ‘Allahu Ghayaatunaa‘, Allah tujuan kami, dalam segala aktivitas mengisi hidupnya.

Buruknya Riya
Makna riya adalah seorang muslim memperlihatkan amalnya pada manusia dengan harapan mendapat posisi, kedudukan, pujian, dan segala bentuk keduniaan lainnya. Riya merupakan sifat atau ciri khas orang-orang munafik. Disebutkan dalam surat An-Nisaa ayat 142, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat itu) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”

Riya juga merupakan salah satu cabang dari kemusyrikan. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku takuti pada kalian adalah syirik kecil.” Sahabat bertanya, “Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Riya. Allah berkata di hari kiamat ketika membalas amal-amal hamba-Nya, ‘Pergilah pada yang kamu berbuat riya di dunia dan perhatikanlah, apakah kamu mendapatkan balasannya?’” (HR Ahmad).

Dan orang yang berbuat riya pasti mendapat hukuman dari Allah swt. Orang-orang yang telah melakukan amal-amal terbaik, apakah itu mujahid, ustadz, dan orang yang senantiasa berinfak, semuanya diseret ke neraka karena amal mereka tidak ikhlas kepada Allah. Kata Rasulullah saw., “Siapa yang menuntut ilmu, dan tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan perhiasan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan wangi-wangi surga di hari akhir.” (HR Abu Dawud)

Ciri Orang Yang Ikhlas
Orang-orang yang ikhlas memiliki ciri yang bisa dilihat, diantaranya:

1. Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”
Perjalanan waktulah yang akan menentukan seorang itu ikhlas atau tidak dalam beramal. Dengan melalui berbagai macam ujian dan cobaan, baik yang suka maupun duka, seorang akan terlihat kualitas keikhlasannya dalam beribadah, berdakwah, dan berjihad.

Al-Qur’an telah menjelaskan sifat orang-orang beriman yang ikhlas dan sifat orang-orang munafik, membuka kedok dan kebusukan orang-orang munafik dengan berbagai macam cirinya. Di antaranya disebutkan dalam surat At-Taubah ayat 44-45, “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya.”

2. Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama manusia atau jauh dari mereka. Disebutkan dalam hadits, “Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)

Tujuan yang hendak dicapai orang yang ikhlas adalah ridha Allah, bukan ridha manusia. Sehingga, mereka senantiasa memperbaiki diri dan terus beramal, baik dalam kondisi sendiri atau ramai, dilihat orang atau tidak, mendapat pujian atau celaan. Karena mereka yakin Allah Maha melihat setiap amal baik dan buruk sekecil apapun.

3. Dalam dakwah, akan terlihat bahwa seorang dai yang ikhlas akan merasa senang jika kebaikan terealisasi di tangan saudaranya sesama dai, sebagaimana dia juga merasa senang jika terlaksana oleh tangannya.

Para dai yang ikhlas akan menyadari kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu mereka senantiasa membangun amal jama’i dalam dakwahnya. Senantiasa menghidupkan syuro dan mengokohkan perangkat dan sistem dakwah. Berdakwah untuk kemuliaan Islam dan umat Islam, bukan untuk meraih popularitas dan membesarkan diri atau lembaganya semata.

15 Destinasi Tempat Wisata

Paket Tour Wisata Jogja

Paket Tour Wisata Jogja Harga Termurah, Asyik dan Menyenangkan

Klik WhatsApp

Diskon Hari 10%

Bus Medium Jogja

Sewa Bus Medium 30 Seat, AC Dingin, Karaoke, Driver Profesional

Klik WhatsApp